Kapita Selekta 2018
Dalam rangka
mengungkap dan menggali informasi sejarah lokal yang ada di Bangka Barat, Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan mengumpulkan jurnal-jurnal dari penggiat dan pengamat
sejarah Bangka Barat dalam buku yang diberi judul Kapita Selekta Penulisan
Sejarah Lokal 2018. Buku ini berisikan kumpulan jurnal penggiat sejarah yang
memuat tentang peristiwa, peninggalan kuno, dan biografi yang memiliki nilai
sejarah yang ada di wilayah Bangka Barat.
Diantara jurnal-jurnal
yang ada di dalam buku ini adalah Analisis Topografi Muntok Lama, Deteksi Tata
Kota Muntok Berdasarkan Peta 1916 oleh Muhammad Ferhad Irvan, Koin Token
Pertambangan Timah Kongsi Cina di Pulau Bangka oleh Bambang Haryo Suseno, Potret
Para Opsir Tionghoa di Muntok oleh Suwito Wu, Jejak Penyebaran Islam di
Peradong (Studi Terhadap Manuskrip dan Makam Haji Sulaiman) oleh Suryan,
Hamidah oleh Agung Purnama, Pembantaian di Pantai Radji Pada Saat Agresi
Militer Jepang di Muntok oleh Fakhrizal Abubakar, Pecinan Mentok oleh Seftian
Jerry.
Untuk membaca dan
memiliki buku ini, dapat menghubungi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Bangka Barat.
Sumber: Disparbud Babar
Kapita Selekta 2019
Buku Kapita Selekta
Penulisan Sejarah Lokal 2019 ini merupakan buku kedua dari kumpulan jurnal dari
penggiat dan pengamat sejarah Bangka Barat. Buku yang berisi informasi tentang sejarah
lokal yang ada di Bangka Barat ini mengungkap data dan informasi terkait peristiwa,
asal usul, peninggalan kuno, dan biografi tokoh yang memiliki nilai sejarah di
Bangka Barat.
Jurnal-jurnal yang
ada di dalam buku ini antara lain Tenggelamnya Kapal Ashigara, Monumen Perang
Dunia II di Selat Bangka oleh Muhammad Ferhad Irvan, Toponimi Kota Mentok, Deskripsi
Atas Asal Usul Nama Tempat di Mentok oleh Bambang Haryo Suseno, Kelenteng Kong
Fuk Miao, Wajah Tionghoa Mentok (Tinjauan
Historis dan Kultur Masyarakat Tionghoa di Mentok melalui Keberadaan Kelenteng
Kong Fuk Miao) oleh Suwito Wu, Durahim Bin Tahir (1922-1998), Rekam Jejak
Penulis Manuskrip Arab Melayu dari Kampung Peradong oleh Suryan, Sjamsuddin
Djufry Violis dari Mentok oleh Agung
Purnama, Tawanan
Perang Jepang Periode Pertama di Muntok (Februari-Maret 1942) oleh Fakhrizal
Abubakar, Jejak Peninggalan Benteng Van der Wijck Tangsi Muntok oleh Dian Septy
Andhini.
Untuk yang
berminat membaca dan memiliki buku ini, dapat menghubungi Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat.
Sumber: Disparbud Babar
Kapita Selekta 2020
Buku Kapita Selekta Penulisan Sejarah Lokal Tahun 2020
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat
menerbitkan Buku “Kapita Selekta Penulisan Sejarah Lokal Tahun 2020” yang
memuat kumpulan tulisan dari penulis, penggiat dan pengamat sejarah lokal. Buku
ini merupakan Buku Kapita Selekta Penulisan Sejarah Lokal tahun ketiga yang
diterbitkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat.
Sejak terbit pertama kalinya di Tahun 2018, Buku Kapita
Selekta Penulisan Sejarah Lokal semakin menegaskan kekayaan sejarah di Bangka
Barat ternyata tidak saja memiliki arti penting bagi masyarakat di Bangka Barat
saja namun juga memiliki keterkaitan dan singgungan dengan sejarah di kawasan
regional Kepulauan Bangka Belitung, Pulau Sumatera, bahkan juga ada yang
bersinggungan dengan sejarah Nasional Republik Indonesia.
Dalam buku ketiga kali ini menyajikan Para Pembela Republik
dari Mentok - Catatan atas Aktivitas Kaum Republiken di Mentok pada Kronik
Revolusi Kemerdekaan RI Tahun 1945-1949 yang disusun oleh Bambang Haryo Suseno,
Jejak Pendidikan di Kalangan Peranakan Tionghoa Bangka Barat (Mentok, Jebus dan
Parittiga) oleh Suwito Wu, Benteng Masa Kesultanan Palembang di Bangka Barat -
Studi Sejarah dan Struktur pada Benteng Seribu, Benteng Tempilang, dan Benteng
Sungaibuluh oleh Muhammad Ferhad Irvan, A. M. Joesoef Rasidi - Penjaga Sang
Saka Merah Putih oleh Agung Purnama, Jejak Tarekat Sammaniyah di Bangka -
Mentok, Simpang Teritip, Jebus, dan Parittiga Bangka Barat oleh Suryan, Sejarah
Kerkhof Muntok oleh Fakhrizal Abubakar.
Untuk informasi lebih lanjut tentang buku ini, Anda dapat
menghubungi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat.
Sumber: Disparbud Babar
Di dalam buku ini terdapat tulisan Bambang Haryo Suseno yang menceritakan corak tata pemerintahan Pulau Bangka di masa lampau. Pemimpin di pulau ini secara umum adalah tokoh yang diangkat oleh penguasa yang berpengaruh atas Bangka, mulai dari era Majapahit, Kesultanan Johor - Minangkabau, Banten, Palembang Darussalam, hingga pemerintah kolonial. Tata pemerintahan/birokrasi, pangkat, dan gelar penguasa lokal memiliki pola dan keterkaitan yang khas atas pengaruh dan kepentingan kerajaan/kesultanan atau penguasa besar yang menguasai Pulau Bangka.
Selanjutnya, tulisan Fakhrizal Abubakar dalam buku ini mengungkapkan latar belakang sejarah dan identitas pembentukan kampung Melayu Mentok. Perkembangan Mentok sebagai Ibu Kota Bangka tampak begitu jelas pada masa kolonial Belanda. Kota Mentok perlahan-lahan berubah dari ‘kampung besar’ menjadi sebuah ‘kota Hindia Belanda’. Mentok menjelma sebagai kota multi etnis yang tertata rapi dengan berbagai fasilitas perkotaan yang dibangun oleh Belanda. Pemisahan pemukiman menurut kelompok etnis pun terjadi berdasarkan tiga kelompok besar, yaitu Melayu, Cina dan Eropa.
Selain itu, Suryan Masrin mengungkapkan cerita tokoh organisasi Muhammadiyah di Pulau Bangka, yaitu Abdul Kadir Bachsin atau yang lebih dikenal dengan Ami Kadir. Pada momen pengasingan tokoh perjuangan kemerdekaan Republik Indonedia ke Pulau Bangka pada periode 1948-1949, beliau juga terlibat dalam kegiatan penting bagi keberlangsungan para tokoh yang diasingkan tersebut selama di Pulau Bangka.
Sumber: Disparbud Babar